Image generated by TextSpace.net, hosted on ImageShack.us

25 Mar 2012

Activasi Office 2010




Bung Karno,, Penyambung Lidah Rakyat


- Pagi ini saya merasa sangat tersanjung. Pasalnya, seorang rakyat jelata seperti saya pada pagi ini memperoleh kesempatan sarapan dengan seorang yang bukan saja tokoh karismatik di Indonesia, tapi juga seorang tokoh dunia yang seringkali membuat lawan-lawannya kehilangan akal sehat.
- Semula saya membayangkan akan ada berbagai hidangan super istimewa di meja makan tempat kami akan melangsungkan sarapan pagi. Tapi, ho oh ternyata hanya nasi goreng dan telor ceplok setengah matang. Dan, ternyata inilah makanan kegemaran Bung Karno.
- Bung Karno menghampiri meja makan, saya pun menyambutnya, menyalaminya dan memberinya salam.
“Selamat pagi, Pak Presiden,” kata saya.
“Selamat pagi,” sahut Bung Karno
“Inilah kesederhanaan jang tidak mengoerangi kenikmatan,” kata Bung Karno lagi sambil melirik ke meja makan.

EY: Mohon maaf, Paduka Yang Mulya Tuan Presiden. Apakah sebagai tokoh pergerakan atau sebagai sebagai Kepala Negara dengan kondisi ekonomi yang tidak dapat dikatakan berkecukupan, Tuan Presiden pernah menerima suap?
BK (sambil tersenyum): Itoe issue lama. (selanjutnya Bung Karno terlihat agak serius) Sebagai seorang Kepala Negara akoe memang melarat dan sering memindjam-mindjam dari adjoedan. Adakah seorang Kepala Negara lain jang melarat seperti akoe? Gadjikoe $200 seboelan dan tidak tjoekoep oentoek memenoehi keboetoehan keloewargakoe. Dari Dari segi kewangan (memang) tidak banjak kemajoeankoe semendjak dari Bandoeng. Tapi, perihal soeap, itoe issue lama. Namoen demikian, baiklah saja menerangkan kembali soal issue itoe. Begini; di dalam pengasingan doeloe, selalu Sjahrir berboeat djelek kepadakoe. Dia tidak sadja membiarkankoe merinkoek dalam pengasingan, akan tetapi dia membohong. Dia menjatakan kepada rakjat, “ Sukarno menerima soeap dari Belanda.” (Padahal) akoe hanja meminta sehelai bajoe di Prapat. Akoe tidak poenja bajoe dan tidak diidjinkan oentoek membeli. Itoe tidak begitoe salah. Tapi apa perloenja dia mentjeritakan soal jang begitoe? Akoe tahoe itoe hanja soal ketjil sadja, akan tetapi mengapa dia mengorek-ngoreknja oentoek mengesankan sesoeatu jang tidak menjenangkan tentang dirikoe?
EY: Paduka Yang Mulya Tuan Presiden, saya memohon maaf. Saya tidak bermaksud sama sekali mengungkit-ungkit kembali peristiwa tidak menyenangkan itu. Tapi, sebagai pembelajaran buat rakyat yang sangat mencintai Tuan Presiden hal yang tersebut sangat baik diketahui.

BK: Ya.
EY: Sekarang sebaiknya kita kembali kepada pembicaraan pokok, yakni perihal demokrasi dan masyarakat feodal! Pada waktu kemarin, Tuan Presiden sudah menerangkan hal ihwal bermulanya suatu demokrasi dan sistem tata kelola yang feodal. Kemudian pada konteks ke-indonesia-an apakah benar feodalisme itu sebagai bagian tidak terpisahkan dari konsep tata kelola pemerintahan?

BK: Hem… Lambat laoen timboellah satoe golongan baroe, satoe kelas baroe jang ingin mendapat kekoeasaan pemerintahan. Golongan baroe atau kelas baroe ini adalah kelasnja kaoem boerjoeis. Mereka poenja peroesahaan-peroesahaan, mereka poenja perniagaan, mereka poenja pertoekangan moelai lahir dan timboel. Oentoek soeboernja dan selamatnja mereka poenja peroesahaan, perniagaan dan pertoekangan itoe, perloelah mereka mendapatkan kekoeasaan pemerintahan. Mereka sendirilah jang lebih tahoe mana oendang-oendang, mana atoeran-atoeran, mana tjara pemerintahan jang paling baik boeat kepantingan mereka.

“Kekoeasaan itu haroes direboet dan kita memakai kekoeatan rakjat” kata kaoem boerjoeis.
Dan begitulah maka rakjat djelata itoe oleh kaoem boerjoeis bergerak, diaboei matanja, bahwa pergerakannja itoe ijalah oentoek mendatangken ‘kemerdekaan, persamaan dan persaoedaraan,’ ‘Liberte, fraternite, egalite’ adalah sembojannya pergerakan boerjoeis memakai tenaga rakjat itoe.
Rakjat menoeroet - ja, rakjat berkelahi mati-matian! Apakah sebabnja rakjat maoe diadjak bergerak? Sebabnja ijalah nasibnja rakjat dibawah pemerintahan otokrasi itoe adalah nasib jang sengsara sekali, dan bahwa rakjat itoe masih koerang sadar jang ia hanja mendjadi perkakas kaoem boerjoeis itoe.
- Karena pengaruh karbohidrat pada nasi goreng yang memenuhi perut saya ditambah semilir angin pagi hari ditambah lagi harus bangun pagi-pagi benar, membuat konsentrasi saya mulai agak kabur. Kulit atas dan bawah yang biasanya bertugas menutupi biji mata saya kali rasanya lengket bukan main. Huuu….
EY (sambil berupaya menahan kantuk): Lho, Paduka Yang Mulya Tuan Presiden! Bukankah hal yang demikian itu baik juga bagi rakyat. Kaum pengusaha menginginkan kekuasaan pemerintahan, tapi rakyat pun ingin segera lepas dari kesengsaraan pemerintahan otokrasi yang feodal dan untuk itu tentu rakyat membutuhkan penggeraknya, dalam hal ini ya pengusaha itulah. Atau barangkali Paduka Yang Mulya Tuan Presiden memandangnya sebagai sesuatu yang disinyalir sebagai runtuhnya Trias Politika yaitu timbulnya rezim otoriterian baru yakni pemilik modal? Apakah Paduka Yang Mulya Tuan Presiden mengkhawatirkan bahwa para pemilik modal-lah yang kemudian menguasai ketiga lembaga negara demokrasi (eksekutif, legislatif, yudikatif)? Sebab fungsi ketiganya pun lumpuh dibawah ketiak pemilik modal dan lahirlah negara korporasi, dimana penguasa ‘berselingkuh’ dengan pengusaha. Penguasa lebih tunduk kepada berpihak kepada pengusahan yang mendanai penguasa terpilih. Maklum, untuk bisa terpilih, seorang penguasa butuh dana yang besar. Sementara yudikatif tutup mata terhadap pelanggaran eksekutif, pasalnya yudikatif juga disuap, begitukah?

- Melihat saya yang berbicara sambil menahan kantuk, Bung Karno kelihatannya mulai tidak semangat melayani saya. Bung Karno malah mengibas-ngibaskan peci (kopiah-songkok ~)nya. Tidak menjawab pertanyaan saya, Bung Karno malah ngomong soal peci.
BK: Kalaoe sekarang petji ini bagikoe lebih meroepakan sebagai lambang pertahanan diri. Sesoenggoehnja, kepalakoe kian hari semakin botak. Karna orang Islam diharoesken mentjoetji ramboetnja setelah dia berhoeboengan dengan seorang perempoean, maka kawan-kawan mengganggoekoe, “Hei Sukarno, itoe barangkali jang memboeat Boeng botak.

Downlaod Biografi Bung Karno ( Penyambung Lidah Rakyat) :Disini